Selasa, 17 Januari 2012

My First FF -SiFany ^^

MY LOVELY MUSHROOM
Cast:
Siwon

Tiffany
Super Generation Members


Annyeong chingudeul, ini ff pertama aku. Castnya langsung SiFany soalnya aku paling suka sama couple ini.. Jangan lupa komen yah.. Kritik, saran aouthor terima dengan senang hati ^^
O iya, kalo mau req couple boleh kok, nanti thor bikinin ff nya.. Ya udah daripada banyak cincong, langsung aj.. Happy Reading ^^

Jika ditanya apa yang membuatku sangat bahagia menjadi anggota SNSD, tentu saja aku memiliki sahabat-sahabat yang sangat baik dan menyayangiku, SONE – tentunya yang selalu mendukung kami, kawan-kawan satu manajemenku yang juga sangat menyenangkan dan supportive seperti Super Junior, SHINee, f(x), dan Boa oennie. Sebentar, tadi aku menyebutkan Super Junior bukan? Ahh aku yakin siapa yang tidak mengenal atau setidaknya mendengar nama besar mereka? Idol Group yang sudah terkenal di Korea, Asia bahkan dunia itu memang selalu menyita perhatian banyak pasang mata, terutama para gadis, tak terkecuali aku. Ya, sudah beberapa tahun ini aku mengaguminya. Dia – sosok pria yang hangat, baik, ramah, pintar, pekerja keras dan yang paling membuatku kagum adalah sifat penyayangnya. Ahh rasanya aku mau mati saat ia menatapku. Jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya, mataku tak pernah lepas dari wajahnya. Wajah itu, wajah yang selalu hadir dalam mimpiku, membelai pipiku kemudian membisikkan untaian kalimat terindah di telingaku, menggelitik rambut halus sekitar pipiku, “Saranghae, chagi”. Dan aku hanya dapat tersenyum, tersipu malu mendengar ucapannya tanpa mampu mengucapkan sepatah kata pun.


“Fany fany tiffanyyyyyyy!!!!” teriak suara yang terdengar sangat nyaring pagi ini tepat di telingaku. Aku tahu siapa pemilik suara itu tapi aku langsung menutup telingaku dengan bantal yang sedang menyanggah kepalaku dan menghiraukannya.


“Hey Hwang Tiffany, yang katanya lebih terang daripada jamur! Bangunlah.. Kau tak mau pergi bersama Pangeran Siwon-mu itu?” suara itu lagi, tapi kali ini menyebut nama siapa?


“Siwoooooon? My Chagi?!!” seruku kaget sembari bangun dari tidurku dan membelalakkan mataku.


“Aigoo.. sekarang matamu sudah bukan eye smile lagi..” seru suara itu lagi. Ahh lagi-lagi dia..


“Lantas?” tanyaku malas.


“Shock smile!!” ujarnya sambil menjulurkan lidahnya ke arahku kemudian melemparku dengan bantal yang tadi kugunakan.


“Yoonaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!” teriakku kesal melihatnya lari menjauh dan menutup pintu kamarku dengan keras.


“Hahaahha... Jagiya, kau ini.. bilang naksir Siwon tapi rela membiarkannya terpikat pada Sulli?” Jessica duduk di pinggir tempat tidurku kemudian mengelus rambutku. Ahh si Ice Princess ini, pagi-pagi begini sudah terlihat sangat cantik. Mau ke mana dia? Tanyaku dalam hati.


“Mwo?”


“Aissh.. Bukankah kau mau menemani Siwon oppa ke pesta reuni sekolahnya? Kau sendiri yang bilang dia memintamu untuk menemaninya?” jelas Sicca.


“Ahh, jagiya.. tapi ini masih jam 10 pagi, dan acaranya jam 7 malam. Siwon oppa juga berjanji menjemputku jam 5 sore.” Keluhku kemudian menelungkupkan kedua tanganku dan merebahkan kepalaku di atasnya. Aku masih mengantuk.


“Arasso. Tapi, kau lupa kalau kau harus pergi ke salon dan membeli gaun yang cantik untuk acaramu malam ini? Sulli yang sangat menawan itu kan alumni sekolah itu juga, bukan?” ucap Sica mengingatkanku.


“Omo!” sontak aku menepuk keningku #tepok jidak kalo kata anak-anak sekarang mah :D
Mendengar itu aku langsung bergegas ke kamar mandi dan membersihkan tubuhku. Aku jelas tidak mau terlihat tidak cantik di depan Siwon oppa.


Jam 11. Aku masih punya waktu untuk ke salon dan ke butik untuk membeli gaun yang akan kugunakan di pesta nanti. Tapi siapa yang akan mengantarku, aku butuh pendapat – tentu saja.


Taeyeon. Ahh tidak, palingan dia sekarang sedang bersama Teukie oppa. Yoona? Aissh, aku sedang kesal padanya hari ini. Hyeoyeon? Apalagi gadis itu, dia pasti sedang asik memasak di dapur karena wangi masakannya sekarang sedang menggoda hidugku :D #bayangin bulgogi jadi ngiler :pmember yang lain sepertinya sedang istirahat di kamar masing-masing, kasihan mereka setelah konser yang melelahkan semalam pasti sangat kelelahan. Aku tak mau mengganggu mereka. Lalu dengan siapa aku harus pergi?
“Hey, jagiya.. Apa yang sedang kau pikirkan?”


Aku menoleh dan mendapati Sicca sedang berjalan ke arahku.
Aku menghela nafas panjang dan terduduk sofa. “Aku ingin mengajak seseorang untuk menemaniku ke salon dan memilih gaun yang cantik untuk acara malam ini tapi aku tahu semua members sedang sibuk, beberapa masih tidur,” ujarku, sedih tak tahu harus bagaimana. “Mana asik belanja sendirian. Aku kan butuh pendapat dari teman wanitaku mengenai make up, gaun, sepatu, rambut,” lanjutku sambil menekuk wajahku.
“Hey, kau kira untuk apa aku berdandan sepagi ini jika bukan untuk menemanimu?” ujar Sicca santai sambil memamerkan senyum manisnya.


“Benarkah?” tanyaku tak percaya sekaligus senang. Sicca mengangguk.


Dan berangkatlah aku dan Sicca menuju salon langganan SNSD members dan aku. Di sana, sudah menunggu make up artist yang biasa menanganiku, bernama Park Min Young. Memang aku sudah membuat janji dengannya hari ini. Dan ia sudah tahu apa yang menjadi gayaku. Rencanaku hari ini juga sudah diketahuinya jadi aku yakin oennie ku yang satu ini akan dapat memberikan hasil terbaik untukku hari ini. Young Oennie ini adalah sahabat baik Sicca, dan jika SNSD members ke sini, ia selalu yang turun tangan langsung dibantu oleh dua asistennya yaitu Ha Ji Won dan Goo Hye Sun. Namun karena hari ini hanya aku yang akan di make up maka hanya Young Oennie yang turun tangan.


Sekitar 2 jam Oennie memake up ku. Sicca, asistennya, dan beberapa pengunjung lain menatap kagum melihatku. Penasaran, aku langsung menatap bayangan dalam cermin besar di hadapanku.
“Perfect!” Sicca mengomentari penampilanku hari ini.


Aku hanya tersipu malu mendengar ucapannya apalagi beberapa pengunjung juga mengiyakan ucapan Sicca. Tapi ia juga mengingatkanku bahwa waktu sudah menunjukkan pukul 3 dan aku harus segera bergegas mencari gaun yang cocok untuk acaraku. Dalam 25 menit akhirnya kami sampai di Hyundai Mall (hehe..), setelah beberapa lama mencari akhirnya aku mendapatkan gaun yang kuinginkan. Gaun berwarna soft pink, dengan renda di atas dadanya. Aku segera menggunakannya karena Siwon oppa tak lama akan segera datang menjemputku. Aku memintanya menjemputku di dorm maka aku harus segera sampai di sana sebelum opppa sampai.


Sesampainya di dorm, aku langsung mencari minum karena sejak di mobil tadi Sicca menceramahiku banyak hal yang harus kulakukan selama di pesta, harus begini harus begitu, membuatku semakin gugup.
“Ingat, Siwon oppa sudah memilihmu jadi kau tak punya alasan untuk tak percaya diri berhadapan dengan Sulli yang menawan itu,” Ahh kenapa dia selalu menekankan kata ‘menawan’? gerutuku.
Tak lama berselang, mobil mewah Siwon oppa memasuki halaman dorm. Dan sosok yang kutunggu, keluar dari mobil dan berdiri gagah di depanku kemudian tersenyum, manis sekali. Jika saja ia pacarku, aku pasti sudah menghambur ke pelukannya sekarang.


“Annyeong,” sapanya pada kami ber-9. Sembilan? Sejak kapan mereka ada di sini? Aku menoleh ke belakang kaget mendapati mereka sudah berada di belakangku dengan senyuman yang menggodaku. Ahh sial, semoga Siwon oppa tak menyadari hal itu.


“Kau sudah siap?” tanyanya membuyarkan lamunanku.


“A-aa i-iya.” Sahutku gugup. Kemudian kami berpamitan. Siwon oppa dan aku segera meluncur ke tempat acara.


Tepat pukul 7, aku dan Siwon oppa sudah berada di dalam gedung dan tak satu pun orang yang ku kenal. Semuanya terasa asing bagiku sampai seseorang menghampiri kami dan menyapa dengan suara lembutnya, “Anyyeong, Tiffany oennie, Siwon Oppa.”


Dia cantik dan.. menawan. Aku hampir saja pingsan jika tak ingat aku sedang berada bersama Siwon oppa dan banyak orang di sini.


“Annyeon Sulli-shi. Kau terlihat sangat cantik malam ini.”


Cantik? Sangat? Ahh sial! Dia memang cantik. Tapi aku juga tak kalah cantik bukan?
Tanpa kusadari aku menunjukkan wajahku yang.. cemburu? Ahh aku tak peduli. Tapi sepertinya Sulli menyadarinya.


“Fany oennie, kau sangat cantikk,” ucapnya kagum sembari tersenyum. Aku membalas senyumnya.
Aku melirik Siwon oppa. Dia tersenyum padaku kemudian mengangguk. Hah? Apaan tuh maksudnya mengangguk? Oppa, puji aku donk! Hehe..


Siwon P.O.V


Hari ini, malam ini aku akan menghabiskan waktu bersamanya karena aku memintanya menemaniku ke acara reuni sekolahku. Tak sabar rasanya ingin segera pergi bergandengan tangan dengannya.
Yeonja itu nyaris membuatku gila dengan sikap manisnya, hatinya yang baik dan wajahnya yang lembut, aku hampir saja pingsan (eeh..) saat melihat yeonjaku berdiri menyambut kedatanganku di depan dormnya. Dia sangat cantik, sempurna. Aku sangat ingin memujinya tapi tidak.


Dan dia terlihat cemburu? Benarkah? Sulli datang menghampiri kami sesaat setelah kami sampai di tempat pesta. Ahh, pepatah mengatakan cemburu tanda cinta.


“Annyeong Sulli-shi. Kau terlihat sangat cantik malam ini.” Aku menoleh ke arahnya dan Fany sedang menekuk wajahnya. Aku tertawa dalam hati.
Hey Jagiya Fany, tak pernah ada yang lebih cantik darimu.


Tiffany P.O.V


Sudah 2 jam berlalu dan pesta berjalan dengan sangat membosankan. Mulanya aku senang karena Siwon oppa dengan senang memperkenalkan aku pada teman-temannya dan selalu menggandeng tanganku, entah apa maksudnya. Tapi beberapa menit ini, Siwon oppa terlihat akrab dengan Sulli. Mereka duduk berdua di pojok sana, dan aku diam mematung melihat kemesraan mereka. Ahh andai saja aku kekasihnya, aku akan segera marah dan menangis tapi aku ini siapa? Aku bukan siapa-siapa. Mengingat itu aku malah tambah ingin menangis. Apalagi sekarang Siwon oppa, mengusap rambut panjang Sulli dan menatap matanya. Aku masih berdiri sambil memegang gelasku dengan hati yang bergemuruh, menahan cemburu. Siwon oppa sempat menoleh padaku dan tersenyum. Senyuman manisnya terasa seperti senyuman evil saat ini.


“They’re look cute together.” Ujar seorang pria pada teman wanitanya yang kebetulan lewat di depanku. Aku ini dianggap apa? Memangnya aku patung dibiarkan sendiri? Untuk apa Siwon Oppa mengajakku jika dia lebih suka menghabiskan waktunya bersama Sulli? Gerutuku dalam hati. Tisu yang tadi kugunakan untuk membersihkan minuman yang jatuh ke gaunku (saking emeosinya) kuremas-remas hingga tak berbentuk lagi.


Siwon P.O.V


Aku melihat Fany melihatku dari kejauhan sana, matanya merah dan wajahnya tetap terlihat cantik meski sedang menahan cemburu seperti itu. Aku bukan tanpa alasan berpikir seperti ini, aku tak sengaja membaca sebuah tulisan tangan miliknya saat sedang meeting di SM, Fany menjatuhkan selembar kertas penuh dengan tulisan.. “Saranghae.. Death Prince.” Haha, Fany menyebutku Death Prince karena menurutnya senyumanku membuat para gadis sesak nafas.


Kali ini aku makin menjadi, aku sengaja mengusap rambut Sulli dan menatap dalam padanya meskipun dalam mataku terlihat wajah Fany. Ahh gadis ini membuatku tergila-gila.

Tiffany P.O.V


Tepat pukul 10, Siwon oppa mengajakku pulang. Tapi tidak langsung ke dorm. Ia mengajakku ke taman. Aku yang sedari tadi menahan cemburu akhirnya bisa bernafas lega sekarang. Aku ingin memeluknya. Sangat ingin mengatakan cintaku. Tapi aku tak yakin dengan cintanya. Mungkinkah?
“Fany-sshi..” suara itu menggetarkan hatiku, lagi.


“Ne?” sahutku sembari duduk di ayunan taman itu. Ada dua ayunan sebenarnya tapi Siwon oppa memilih untuk menolong mendorong pelan tali pegangan ayunan yang kududuki sekarang. Suasana hening. Tak ada suara. Tapi langit malam ini begitu indah, bintang memang tak pernah tega membiarkan bulan sendiri. Mereka selalu mengelilinginya, menemaninya. Dan aku berharap, Siwon oppa lah bintangku, yang selalu menemaniku, yang takkan pernah membiarkanku sendiri. Dan ia sedang berada di belakangku, memegang kuat tali ayunanku, berusaha melindungiku.


“Fany-shhi,” ucapnya lagi.


“Ne?” sahutku lagi seraya menengadahkan wajahku ke atas, melihat wajahnya. Ia menatapku, tepat ke mataku. Aku terdiam. Mata itu menatapku terlalu dalam sampai masuk ke hatiku membuat lidahku kelu, darahku berhenti, otakku beku dan jantungku seakan meloncat menahan getaran dalam dadaku. Siwon oppa masih lekat menatapku, penuh arti meski aku sendiri tak mengerti arti dari tatapannya itu.


“Fany-shhi?” sudah kali ketiga dia memanggil namaku namun tak lagi mengucapkan apa pun. Kali ini aku tak menyahut. Mataku tak bisa lepas menatapnya. Angin berhembus cukup kencang malam ini, membuatku sedikit menggigil. Musim dingin akan segera tiba sepertinya.


“Kau kedinginan?” tanyanya membuyarkan lamunanku.


“Ne.” Aku mengangguk sambil menangkupkan kedua lenganku di depan dadaku.


Siwon oppa kemudian melepaskan jas yang dikenakannya kemudian meletakkannya di bahuku.
Aku tersenyum. Kemudian ia berjalan dan jongkok di depanku. Memang, ayunan yang masih kududuki ini jaraknya hanya 30 cm dari tanah jadi jarakku dan oppa sangat dekat.


“Fany-sshi,” panggilnya lagi.


“Waeyo?”


“Kau tahu sesuatu tidak?”


“Aniyo.” Sahutku polos.


“Kau tahu, makanan apa yang paling aku benci?”


“Apa?”


“Jamur.”


Aku terbengong. Setahu aku bukan itu.


“Karena sahabatku pernah keracunan jamur saat kami masih duduk di bangku SD, dan aku menyaksikan sendiri ketika mulut sahabatku mengeluarkan busa.” Aku masih fokus mendengarkannya. “Tapi, ada satu jamur yang sangat aku sukai.”


Aku masih terbengong di tempatku, kali ini wajah Siwon oppa lebih rendah dariku. Dan sialnya jantungku justru berdetak jauh lebih kencang dibandingkan tadi.


“Seorang gadis yang telah memiliki hatiku. Yang selalu hadir saat aku merasa sedih, kecewa, marah. Dia yang selalu menyemangatiku. Yang selalu berada di sampingku. Yang selalu ingin kujaga, kulindungi. Dia,”


“Sulli. Isnt she?” entah kenapa aku mengucapakan kalimat itu yang justru membuat dadaku sesak. Mendengar nama itu, mendengar rumor hubungan mereka, melihat kedekatan mereka, memaksa airmataku jatuh. Aku tak dapat lagi menahannya. Dadaku sesak.


Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku. Tapi Siwon oppa tak mencoba menenangkanku. Ia diam saja. Malah melanjutkan pidatonya.


“Dia cantik, selalu cantik di mataku. Dia jauh lebih cantik ketika aku mengenalnya. Tapi sayangnya dia terlalu polos untuk menyadari perasaanku. Dan aku terlalu menyayanginya untuk segera memeluknya saat ini. Wajar bukan jika aku sedikit kesal padanya sekarang? Dia tak pernah bisa melihat perasaanku yang sesungguhnya padahal semua orang sudah menyadarinya..”


Aku mengangkat wajahku dan menatapnya tak mengerti. Sebenarnya aku sudah menebak bahwa gadis yang dimaksud itu adalah aku tapi aku tak mau terlalu percaya diri. Aku takut terluka.


“Memangnya ada berapa orang yang lebih terang dari jamur?” ucap Siwon oppa sambil tertawa kecil seraya mengacak-acak pucuk rambutku.


“I dont understand oppa.”


“Aigoo.. perlukah aku mengatakan pada semua orang.. Fany-shhi.. Saranghae..!!” kemudian suara tepuk tangan tiba-tiba datang dari balik pohon membuatku bangun dari tempatku dan menatap mereka dengan pandangan bingung.


“Oppa... Kau mempemainkanku!!” protesku kesal pada Siwon oppa dan siap-siap bergegas pergi.


“Fany fany tiffany.. Siwon oppa hanya mencintai satu jamur yaitu kau!!” teriak Yuri bersemangat.


“Oennie, Kau memang jamur tercantik yang pernah ada. Itulah mengapa aku sangat suka menciumimu saat kau sedang tidur hahaha!!” Aissh gadis itu, Yoona-ku juga berteriak kemudian mengerlingkan matanya padaku. Sunny, Seohyun, Taeyeon, Lee Teuk oppa, Eunhyuk, Khyuhyun oppa dan Super Generation members juga ikut berseru mendukung Siwon oppa tapi lebih banyak yang menggodaku.


“Hey jamur!”


“Aku bukan jamur!” protesku. Siwon oppa malah tertawa melihat sikapku yang manja.


“Kau tak suka aku menyatakan cinta?” tanya Siwon oppa, membuatku langsung gelagapan.
“Aniyo. Aku hanya tak mengerti. Gosip tentang oppa dan Sulli, kedekatan dan kemesraan kalian selama ini dan malam ini membuatku bingung. A-ku,” belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku, oppa sudah meletakkan telunjuknya di bibirku, menyuruhku diam.


“Semuanya itu gosip. Dan mengenai kedekatan kami selama ini atau kemesraan kami dengan berpelukan,” mata oppa mengerling menggodaku.


“Kalian berpelukan kah?”


“Aniyo. Semuanya FAKE. Aku hanya menyukai dan mencintai satu jamur dan itu kamu. Fany fany tiffany.” Ucap oppa seraya menirukan gayaku. Aku tersipu dan menunduk malu mendengarnya.


“Oennie.. aku juga mencintainya!!!” seru Sica.


“Apa kau bilang? Hey Siwon oppa itu milikku. Iya kan oppa?” kataku mengangkat wajahku, meminta anggukan darinya.


“Haruskah aku menjawabnya sedangkan kau tahu persis apa jawabannya?” senyuman manisnya telah kembali! Sorakku dalam hati.


“Kenapa oppa menjawab pertanyaanku dengan pertanyaan juga? Huh!” protesku sambil cemberut. Kemudian tawa dari sahabat-sahabatku berderai, saling bersahutan memenuhi udara malam ini. Dan aku sadar, kini, aku ditemani bintang-bintang yang sangat terang tapi akan selalu ada bintang yang paling terang yaitu Siwon oppa yang sekarang resmi kupanggil, Jagiya, yang saat ini telah mendekapku erat dalam pelukannya.

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar